Saturday, December 5, 2015

2 Pembeda Liga Jepang dengan Korea Selatan dan Australia

 

Antusiasme suporter dan gaya bermain merupakan pembeda Liga Jepang atau lebih dikenal dengan J League, ketika dibandingkan dua liga mayor Asia lainnya, K League (Korea Selatan) dan A League (Australia).

Hal tersebut dikatakan Nathan Burns, striker FC Tokyo. Striker tim nasional Australia itu memang pernah mengenyam membela klub dari tiga liga teras Asia.

“K League dan A League lebih mengandalkan fisik. Sedangkan di sini, J League, tim-tim mengandalkan teknik,” ucap Burns seusai latihan FC Tokyo di Koto, Jumat (4/12/2015).
Burns datang ke FC Tokyo pada 2015 dengan status pemain terbaik Wellington Phoenix, salah satu kontestan A League. Dia juga menjadi bagian Tim A League 2014-2015.

Sebelum menjadi pemain Phoenix, penyerang kelahiran 7 Mei 1988 itu pernah mengenyam K League bersama Incheon United antara 2012 dan 2014. Namun, saat itu dia hanya bermain 3 kali lalu dipinjamkan ke Newcastle Jets.

“Dari 3 liga itu, saya terkesan dengan antusiasme suporter di J League. Mereka sangat riuh,” kata mantan pemain AEK Athena itu.

"Antusiasmenya pun besar. Terbukti, saat latihan seperti ini, kami ditunggu oleh suporter yang meminta tanda tangan, foto bareng, atau sekadar memberikan hadiah,” ucapnya lagi.

Dari pengamatan KOMPAS.com, antusiasme suporter di tempat latihan FC Tokyo memang cukup tinggi. Mereka rela menahan udara dan terpaan angin dingin demi bisa menyerahkan sesuatu kepada pemain idolanya.

Hadiah dari suporter itu pun beragam, mulai dari kaos, parfum keluaran desainer Prancis, hingga boneka. Hal ini berlangsung setiap FC Tokyo, dan tim-tim J League lain, latihan.

Mereka datang sejak FC Tokyo memulai latihan sekitar pukul 13.00 dan menunggu bubar sekitar pukul 16.00. Saat menyaksikan latihan, beberapa dari mereka mengambil gambar pemain idolanya dengan menggunakan ponsel, kamera saku, hingga kamera profesional.

Lisa dan Haruka merupakan dua di antara suporter FC Tokyo yang hadir sore itu. Mereka mengaku bisa mendatangi tempat latihan 2-3 kali dalam sebulan.

“Saya ingin foto bareng dan minta tanda tangan Kosuke Ota,” ucap mereka menunjuk bek FC Tokyo yang berstatus pemain tim nasional Jepang.

"Kami tak bisa datang setiap hari karena jarak rumah ke tempat latihan cukup jauh. Kami justru lebih dekat ke stadion,” ujar dua pelajar SMA berusia 18 tahun itu.

Jarak dari Koto ke Stadion Ajinomoto yang menjadi kandang FC Tokyo memang cukup jauh. Menggunakan bus saja, butuh waktu sekitar 45 menit dengan lalu lintas lancar.

Akan tetapi, hal tersebut tak menjadi halangan bagi Lisa, Haruka, dan suporter FC Tokyo lain untuk memberikan dukungan kepada tim kesayangannya.

Pihak klub juga mengerti dengan status bintang para pemainnya, Sehabis latihan, para pemain diminta melalui jalur yang sudah disiapkan untuk menyapa penggemarnya terlebih dulu.

No comments:

Post a Comment