Thursday, December 24, 2015

Gus Dur Ingin Etnis Tionghoa Bisa Pimpin Indonesia

Semasa hidup, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai sosok yang menghargai kemajemukan umat beragama di Indonesia. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB, Daniel Johan, memiliki kenangan betapa Gus Dur sangat menghargai Etnis Tionghoa yang merupakan warga minoritas ketika itu.

"Saat itu, tahun 2000, waktu Gus Dur jadi presiden, saya pernah diundang ke Istana Negara hanya untuk makan pagi. Saat itu senangnya minta ampun. Di sana Gus Dur beri pesan, 'Suatu saat kamu harus ikut besarkan PKB'," kata Daniel kepada Okezone, Selasa (25/12/2014).

Daniel yang ketika itu belum menjabat apa-apa di PKB, tak menyangka Gus Dur memberikannya pesan yang sangat dalam.

"Saat itu, saya bukan siapa-siapa, hanya anak muda biasa. Saya bilang siap, tapi saya tanya kenapa Gus," lanjutnya.

Mendengar pertanyaan Daniel, Gus Dur mengatakan bahwa saat ini Islam keras semakin kuat, ke depan bila tidak diantisipasi bisa menjadi masalah buat kebhinekaan Indonesia.

"Saat itu jujur saya belum paham apa yang Gus Dur jelaskan. Kemudian, Gus Dur menjelaskan sampai kapan pun Islam Indonesia harus tetap dominan dari Islam keras. Islam Indonesia maksudnya ya NU dan ahlusunnah waljamaah," paparnya.

Dari situ, Daniel menyadari jika Gus Dur ingin memperkuat Islam Indonesia dan NKRI. Ke depan, Nahdlatul Ulama dan PKB perlu mendapat dukungan dari semua pihak.

"Jadi, bukan hanya saat nonmuslim ada masalah selalu ke NU dan PKB, sebaliknya NU dan PKB juga butuh penguatan dari Buddha, Kristen, Tionghoa, Batak, dan lain-lain," terang Daniel.

Gus Dur pun meminta Daniel "naik kelas" agar bisa menjadi seorang pemimpin di kemudian hari. Waktu itu Daniel tak menduga bisa jadi pemimpin dan tidak terbayang Tionghoa bisa jadi pemimpin di Indonesia.

"Naik kelas katanya meski kamu Tionghoa tapi untuk menjadi pemimpin yang baik kamu harus naik kelas bukan hanya jadi pemimpin buat komunitas tapi juga buat semuanya," jelas Daniel.

Menurutnya, kalau semua pemikiran, sikap, dan kebijakan Gus Dur diperas, maka intisarinya adalah memuliakan manusia dan terlihat bagaimana komitmen Gus Dur membela kemanusiaan.

"Saya rasa pesan ini dilakukan Gus Dur saat dirikan PKB. Sehingga, ada kalimat PKB itu dari NU untuk bangsa, bukan dari NU untuk NU. Gus Dur ingin NU juga naik kelas agar bisa jadi pemimpin paripurna," tutur anggota DPR dari Fraksi PKB itu.

No comments:

Post a Comment