
Anakku
Bila ibu boleh memilih Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar
karena mengandungmu, Maka ibu akan memilih mengandungmu ? Karena dalam
mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan nak
Engkau hidup di perut ibu Engkau ikut kemanapun ibu pergi Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Anakku
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus
berjuang melahirkanmu, Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu.
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga.
Karena perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan dan saat itulah
kebesaran Allah menyelimuti kita berdua.
Malaikat tersenyum
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu
kecewa dan berurai air matadiantara peluh dan erangan rasa sakit, Yang
tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun.
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia Saat itulah paling
membahagiakan Segala sakit dan derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan, Kalimat syahadat kebesaran
Allah
Anakku
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah,atau harus bangun tengah
malam untuk menyusuimu, Maka ibu memilih menyusuimu, Karenadengan
menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan
tegukan tegukan yang sangat berharga.
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan
Anakku
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat Atau duduk di
lantai menemanimu menempelkan puzzle Maka ibu memilih bermain puzzle
denganmu Tetapi anakku, Maafkan ibu, Maafkan ibu.
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita, Agar
tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang. Sepi
dan ranamu adalah sebagian duka ibu Percayalah nak, Engkau adalah selalu
menjadi belahan nyawa ibu, Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi
dan merana maka maafkanlah Ibu.
No comments:
Post a Comment