Semua itu sebenarnya tak lepas dari kegigihan mereka dan pendidikan orang tua mereka dalam mengajarkan anak2nya sejak dini. Sejak anak2, orang tionghoa telah mengajarkan etos kerja dan bakti kepada orang tua. karenanya amat wajar jika pada mereka tumbuh kesuksesan sebagai buah yang mereka petik.
Berbeda dengan anak2 kita, sejak kecil banyak dicekoki mainan & manjaan. Jangankan disuruh membantu orangntua menjaga warung, kerapkali anak2 bahkan disuruh tidur siang. Ketika orang cina tionghoa di Indonesia sukses dan mengalahkan orang pribumi, timbullah kecemburuan dan rasa iri kepada mereka.
padahal kesuksesan mereka didapat karena ketekunan sejak kecil, masih banyak kultur mental pribumi Indonesia yang lebih suka cemburu karena kalahnya persaingan lalu menjelek2kan dan mengancam2. padahal ketertinggalan mereka adalah karena kurangnya ketekunan mereka sendiri.
Hal ini juga terjadi di Malaysia. Ketika sang perdana menteri yang nota bene adalah pribumi dan dari partai pribumi terbesar di malaysia diduga melakukan korupsi, lalu etnis cina-tionghoa serta india banyak yang protes dan menginginkan adanya pemerintahan yang bersih, warga pribumi menjadi ketakutan kalau2 partai yang diisi non pri mengambil alih pemerintahan. Akhirnya korupsi yang dilakukan sang PM ditoleransi daripada dipimpin oleh partai non pri, kebenaran jadi dibutakan.
Kalau kita membaca sejarah Nusantara, peran etnis cina tionghoa amatlah kental.. bahkan dalam banyak penyebaran islam, pendidikan, perniagaan serta perjuangan melawan penjajah, peran etnis cina tionghoa banyak memberikan kontribusi yang amat penting.
Bahkan konon raden patah sebagai salah satu pendekar islam dari kesultanan demak adalah keturunan tiongkok.
Dan berdirinya djamiat ul chair yang didirikan keturunan arab di indonesia serta pesantren2 banyak mengadopsi system yang diterapkan etnis cina tionghoa dengan sekolah tiong hoa hwee koan yang didirikan lebih awal.
Kalau kita amati, juga sebagian besar patung2 manusia pada candi2 dibentuk seperti orang2 yang bermata sipit. Inilah Indonesia yang sekarang tak lepas dari banyaknya peran tionghoa sejak zaman dulu.
No comments:
Post a Comment